Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angkat Tumor Otak Lewat Lubang Hidung

Kompas.com - 29/10/2009, 13:25 WIB

LONDON, KOMPAS.com — Para dokter di Inggris membuat terobosan baru dalam teknik bedah saraf. Mereka melakukan operasi tumor di kepala dengan bantuan alat endoskop melalui saluran hidung atau disebut dengan istilah endonasal endoscopic skull base surgery.

Prosedur yang dilakukan para ahli di Southampton General Hospital itu ditujukan untuk mengangkat tumor di dasar tengkorak kepala. Untuk meminimalkan luka, para dokter hanya mengandalkan alat canggih yang dimasukkan lewat saluran hidung.

Mirip teknik bedah invasif pada organ pencernaan, para dokter menggunakan endoskop, sejenis pipa kecil fleksibel yang dilengkapi penerangan dan kamera video kecil. Alat ini dimasukkan ke dalam tubuh untuk mengirim gambar ke layar televisi di ruang operasi.

Konsultan ahli bedah, Nijaguna Mathad dan Salil Nairn, mengatakan bahwa teknik operasi ini memungkinkan mereka mencapai tumor di dasar tengkorak dan bagian atas tulang secara langsung. Teknik ini pertama kali digunakan untuk menghilangkan penyumbatan pada sinus, dan baru sekali diaplikasikan untuk mengatasi tumor.

Sebelumnya, para ahli saraf harus membelah tengkorak wajah atau menguliti  kepala lalu memindahkan tengkorak pada bagian dahi untuk merampungkan  operasi yang sama. Namun dengan teknik baru ini, luka bedah menjadi sangat minimal.

"Akses minimal serta prosedur invasif maksimal ini adalah sebuah terobosan dalam bedah saraf," ujar Mathad.

Satu dari pasien pertama Manthad yang menjalani teknik ini mengidap tumor dengan pengikisan dasar tengkorak. Secara konvensional, dia seharusnya menjalani  kraniotomi bifrontal yang menimbulkan risiko epilepsi dan stroke. Itu juga membuat pasien harus dirawat di rumah sakit selama beberapa hari dan dilarang berkendara setelahnya.

"Dengan menggunakan prosedur endonasal endoskopi, kami bisa mencapai tumor dengan gangguan minor terhadap bagian sekitar otak dan tidak perlu melakukan pembedahan di kepala, yang berakibat pasien harus lebih lama tinggal di rumah sakit," ujar Mathad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com